Budaya merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan pada generasi berikutnya. Sementara itu, digitalisasi merupakan proses alih media dari bentuh tercetak menjadi bentuk elektronik.
“Sekarang dari mulai segi pemerintah, instansi-instansi, bahkan relawan lainnya kita beralih ke digitalisasi. Mengisi formulir menggunakan link-link,” ujar Rahmat Abdul Fatah, RTIK Kota Cimahi, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021).
Oleh karena itu, kita harus melek terhadap perkembangan digital sebab digital tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Fungsi budaya digital sendiri, tidak lain ialah untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dalam banyak hal.
Fungsi tersebut di antaranya, efisiensi dan optimalisasi tempat penyimpanan, keamanan, dari berbagai bentuk bencana, untuk meningkatkan resolusi, gambar, dan file lebih stabil. Selain itu, adanya budaya digital juga mempermudah aktivitas dan pekerjaan manusia.
Rahmat menyampaikan terdapat aspek penting dalam membangun budaya digital. Pertama, partisipasi masyarakat dalam memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Kedua, perbaikan dalam mengubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat. Ketiga, memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru atau berinovasi.
“Kita harus melek budaya digital karena saat ini dunia digital sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Ada uang elektronik, order makanan, belanja online. Hampir semua sendi kehidupan manusia dan bisnis memanfaatkan keunggulan digital,” jelasnya.
Kemudian, transformasi digital pun dianggap sebagai pintu masuk perubahan. Perubahan tersebut bisa ke arah positif atau negatif, tergantung kepada keinginan masing-masing individu. Kita perlu mengubah mindset agar lebih terbiasa dengan transformasi digital.
Ia menyampaikan, budaya digital dapat digunakan sebagai penguat karakter berbangsa pada manusia modern. Kita dapat menerapkannya dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka tunggal ika sebagai landasan dalam segala kecakapan digital agar tetap sesuai dengan budaya bangsa. Selain itu, turut bangga terhadap produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara Arya Shani Pradhana (CEO & Founder Tekape Workspace), Gunawan Lamri (CEO of PT. Kuliner Anak Indonesia),