Saat ini mungkin para pelajar lupa atau bahkan tidak tahu bahwa sebagai warga negara memiliki Pancasila untuk berkehidupan. Terutama saat kini mereka menjadi generasi digital.
Umi Fadhilah, Ketua MGMP Bahasa Inggris Kota Depok menegaskan, generasi digital yang memiliki ciri-ciri senang dengan kebebasan, sering mengekspresikan diri dan tentu memiliki banyak sumber belajar dan lebih memilih komunikasi dua. Positifnya para pelajar generasi digital ini juga suka berbagi mengenai ilmu dan senang berkolaborasi dengan teman-temannya untuk membuat semua gerakan positif.
Namun segala aktivitas cara belajar yang dilakukan secara digital merekapun jangan pernah melupakan landasan atau panduan kehidupan, bernegara dan berbudaya di Indonesia. Kita memiliki Pancasila yang terkandungnya di dalam Bhinneka Tunggal Ika. berbudaya secara langsung di lingkungan sosial maupun yang lebih sering berselancar di dunia maya.
Jadi ciri pelajar Pancasila yang cerdas dan berkarakter arti arahan dari Kemendikbud. Sebenarnya banyak karakteristik yang harus dimiliki tapi inilah beberapa yang yang paling dibutuhkan untuk para pelajar. Beriman bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa dan berakhlak mulia. Bagaimana seorang pelajar memiliki akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.
“Cakupan ini luas sekali, sehingga para pelajar ketika ingin berinteraksi berkegiatan di ruang digital harus selalu mengingat apakah ini sesuai dengan akhlak atau tidak. Menyinggung teman saya atau tidak, kira-kira akan melanggar aturan atau tidak” ungkapnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (13/10/2021).
Kemudian kebhinekaan global, jangan sampai para pelajar melupakan sejarah juga budaya. Caranya dengan lebih mengenal dan menghargai budaya Indonesia. Memiliki kemampuan komunikasi intelektual dalam berinteraksi dengan sesama, harus cakap berkomunikasi, berbudaya mencerminkan karakter bangsa, beretika. belajar juga harus mampu merefleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
“Di lingkungan kita mengalami banyak perbedaan misalnya di satu kelas tidak mungkin semua satu suku bangsa yang sama. Kita harus menyadari tanggung jawab sebagai manusia berada di lingkungan yang penuh kebhinekaan ini harus dapat merefleksikan,” tuturnya.
Ciri pelajar lainnya, gotong royong yang juga menjadi karakter bangsa yang sudah lama melekat pada masyarakat Indonesia. Di zaman sekarang gotong royong masih tetap bisa dilakukan bagaimana para pelajar di ruang digital semakin bisa berkolaborasi bukan hanya dengan teman-teman yang dikenal tetapi seluruh masyarakat digital lainnya. Dengan mereka memiliki kepedulian, mereka bisa bergotong-royong berbagi dengan sesama. Semua jenis aktivitas dimudahkan termasuk dalam urusan membantu sesama kita bisa mengumpulkan orang untuk mereka berbagi dari jarak jauh.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Lia D. Najib (Relawan TIK Cianjur), Syahrir Romdon (Instruktur Edukasi4ID), Siti Maspupah (Kepala Sekolah SMKN 1 Campaka Cianjur), dan Inayah Chairunissa sebagai Key Opinion Leader.