Bakal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, memberikan tanggapannya terkait isu bahwa ia diberi predikat sebagai petugas partai oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Pernyataan ini muncul dalam sesi tanya jawab saat Ganjar menjadi pembicara dalam kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).
Seorang mahasiswa bernama Naufal menyinggung soal predikat “petugas partai” yang disematkan pada Ganjar oleh Megawati. Ia mengungkapkan kekecewaannya karena Ganjar diharapkan sebagai “petugas rakyat” namun dilihat sebagai “petugas partai.” Mahasiswa tersebut juga menyoroti moto yang sering digembar-gemborkan oleh Ganjar, yakni “tuanku ya rakyat, gubernur hanya mandat,” dan bertanya apakah Ganjar akan tetap mengikuti moto ini jika terpilih sebagai presiden.
“Jujur saja saya mengagumi Bapak, merasa kecewa, ternyata Bapak yang diharapkan sebagai petugas rakyat, ternyata petugas partai,” ujarnya.
Ganjar mengakui bahwa ia merupakan kader PDI-P. Namun, ketika menjadi gubernur ataupun presiden, rakyat tetap yang utama. Menurutnya, seorang pemimpin harus bisa membedakan posisinya ketika menjadi kader partai dan kepala negara atau kepala daerah. “Saya kader partai, tapi presiden bukan, gubernur bukan. Itulah melayani,” ujarnya. Ganjar mengeklaim, selama ini dirinya tak pernah membuat kebijakan yang berpihak ke partainya sendiri. Mantan anggota Komisi III DPR RI itu menyebut, kinerjanya sebagai pemimpin dapat dilihat dari rekam jejaknya memimpin Jawa Tengah selama 10 tahun terakhir. Baca juga: Ganjar: Saya Kader Partai, tapi Presiden dan Gubernur Bukan… “Simpel aja, kalau aku bicara itu kan next, kalau itu next habis ini ya enggak tahu,” kata Ganjar.
Ganjar Pranowo memberikan jawaban dengan mengakui bahwa ia adalah kader PDI-P, tetapi ia menegaskan bahwa rakyat akan tetap menjadi yang utama dalam kepemimpinannya. Menurutnya, seorang pemimpin harus bisa membedakan peran sebagai kader partai dan kepala negara atau kepala daerah.
“Saya kader partai, tapi presiden bukan, gubernur bukan. Itulah melayani,” ungkap Ganjar.
Ganjar juga menekankan bahwa selama ini ia tidak pernah membuat kebijakan yang berpihak pada partainya sendiri. Ia mengajak publik untuk melihat rekam jejaknya selama 10 tahun memimpin Jawa Tengah sebagai bukti kinerjanya sebagai pemimpin.
Ganjar Pranowo mengingatkan masyarakat agar tidak terburu-buru dalam memilih calon presiden pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Ia mendorong masyarakat untuk lebih dulu mengenali semua bakal calon presiden dan membuat keputusan yang bijak.
Sebagai informasi, Ganjar Pranowo telah dideklarasikan sebagai bakal capres PDI-P pada April 2023 dengan pengumuman langsung dari Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Dukungan untuk pencapresannya juga datang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) serta dua partai politik non Parlemen, yakni Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Hanura.