Raffi Ahmad dan Kaesang Pangarep, dua artis terkenal di Indonesia, menghadapi kegagalan dalam bisnis kuliner mereka. Ini menunjukkan bahwa popularitas tidak selalu menjamin kesuksesan bisnis. Artikel ini akan mengeksplorasi beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kegagalan bisnis mereka. Setidaknya ada 4 bisnis kuliner Kaesang dan 7 bisnis Raffi Ahmad yang gulung tikar.
Bisnis Raffi Ahmad dan Kaesang Pangarep belakangan ini menjadi sorotan publik karena banyak dari bisnis kuliner mereka yang tutup secara permanen. Ini menimbulkan pertanyaan, mengapa bisnis mereka gagal? Beberapa faktor mungkin dapat menjelaskan kegagalan ini.
1. Mengikuti Tren (FOMO): Menurut pakar marketing Yuswohady, sebagian besar bisnis artis hanya mengikuti tren tanpa strategi yang matang. Mereka seringkali membuka bisnis hanya untuk mengikuti tren terbaru, tanpa pemahaman mendalam tentang industri tersebut.
2. Kompetensi dan Ketekunan: Bisnis yang sukses memerlukan kemampuan manajerial dan bisnis yang kuat. Tidak semua artis memiliki kualitas ini. Mereka harus memiliki keterampilan dalam mengelola bisnis, termasuk manajemen rantai pasokan, pemasaran, dan pengelolaan staf. Selain itu, ketekunan dalam menjalankan bisnis dalam jangka waktu yang panjang juga kunci kesuksesan.
3. Kualitas dan Keunikan: Meskipun popularitas artis bisa menjadi aset dalam bisnis, kualitas produk, inovasi, dan kepuasan pelanggan tetap menjadi faktor yang lebih penting. Mereka harus fokus pada memproduksi produk berkualitas tinggi, terus berinovasi, dan memastikan pelanggan puas.
Pakar pemasaran Hermawan Kartajaya menambahkan bahwa keberhasilan bisnis bukan hanya tentang popularitas atau branding dari tokoh terkenal, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan keunikan atau diferensiasi yang kuat dari pesaing lainnya. Diferensiasi dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik melalui tampilan kemasan, dekorasi restoran, atau menu yang berbeda.
Kegagalan bisnis Raffi Ahmad dan Kaesang Pangarep mengingatkan kita bahwa bisnis tidak hanya tentang nama terkenal, tetapi juga tentang kemampuan manajerial, kompetensi, ketekunan, kualitas produk, dan keunikan. Popularitas bisa membantu memulai bisnis, tetapi faktor-faktor inilah yang seharusnya menjadi fokus utama untuk menjaga kesuksesan jangka panjang.