Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa pembiayaan utang Pemerintah Indonesia pada tahun 2023 mengalami penurunan signifikan seiring dengan konsolidasi fiskal dan pemulihan ekonomi nasional. Dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2024, Sri Mulyani menyampaikan bahwa pembiayaan utang berhasil diturunkan dari target APBN tahun 2023 sebesar Rp696,3 triliun menjadi Rp407,0 triliun, menurun 41,5% dari tahun 2022.
Sri Mulyani menjelaskan, “Pembiayaan utang dilaksanakan secara pruden dengan tetap menjaga keseimbangan antara biaya (cost of fund) dan risiko utang.” Realisasi pembiayaan anggaran tahun 2023 mencapai Rp359,5 triliun, turun 39,2% dibandingkan tahun 2022.
Dengan capaian positif ini, rasio utang Pemerintah turun menjadi 38,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun 2023, berkurang dari 39,7% PDB di tahun 2022. Sri Mulyani menekankan bahwa risiko fiskal juga terkendali, tercermin dari keseimbangan primer yang mencatatkan surplus, yang merupakan pertama kalinya sejak tahun 2012. Selain itu, defisit anggaran juga jauh lebih rendah dari target sebelumnya.
“Berbagai perkembangan positif ini mencerminkan upaya Pemerintah dalam menjaga stabilitas fiskal dan mengelola pembiayaan utang secara bijaksana, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional,” tambah Sri Mulyani. Capaian tersebut memberikan indikasi positif terhadap keberlanjutan dan keberlanjutan perekonomian Indonesia.