Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia pada triwulan IV – 2023 berhasil dijaga dengan baik, meskipun dihadapkan pada risiko perlambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian pasar keuangan global. Koordinasi yang erat antara pihak-pihak terkait dan sinergi KSSK turut berkontribusi pada hasil positif ini.
“Dengan perkembangan tersebut, kondisi perekonomian dan sistem keuangan domestik secara keseluruhan tahun 2023 terjaga baik dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Sri Mulyani Indrawati di Jakarta. Komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi juga ditegaskan dalam Rapat Berkala KSSK I – 2024, yang melibatkan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Pertumbuhan ekonomi global melambat, dan ketidakpastian pasar keuangan global masih menjadi perhatian utama. Sri Mulyani menyebutkan, “Memasuki tahun 2024, berbagai risiko global perlu dicermati, seperti pelemahan ekonomi di sejumlah negara utama, meningkatnya tensi geopolitik, dan fragmentasi global.” Meskipun demikian, ekonomi Indonesia tetap tangguh, dengan pertumbuhan ekonomi domestik mencapai 5,05% (ytd) hingga Triwulan III 2023.
Sri Mulyani menekankan keberlanjutan permintaan domestik sebagai pilar utama ketangguhan ekonomi Indonesia. “Di tengah ketidakpastian dan perlambatan global, ekonomi Indonesia tetap resilien, didukung oleh konsumsi yang kuat, inflasi terkendali, penurunan tingkat pengangguran, dan peran APBN sebagai penyangga dalam menjaga daya beli masyarakat.” Dengan demikian, Indonesia berhasil mempertahankan stabilitas ekonomi dan keuangan di tengah dinamika global yang penuh tantangan.