Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menyatakan Aceh membutuhkan industri hilir dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di provinsi setempat.
“Hilirisasi industri ini tidak hanya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh, tapi juga akan menyerap tenaga kerja sehingga akan mampu menurunkan angka pengangguran,” katanya di sela-sela menjadi pembicara utama Seminar Nasional “Optimalisasi Peran Ekonomi Daerah dalam Perbaikan Current Account Deficit (CAD)” di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi di provinsi ujung paling Barat Indonesia itu saat ini masih didominasi oleh sektor primer seperti pertanian dan perdagangan, namun masih kurang di sektor pengolahan (manufaktur).
“Artinya, selama ini hasil komoditas seperti kopi diekspor masih dalam bentuk kopi atau bahan mentah belum dilakukan prosesing yang akan memberikan nilai tambah terhadap sebuah komoditas,” katanya.
Ia mencontohkan, jika kopi dilakukan dengan proses berbagai variasi dengan hadirnya perusahaan manufaktur akan mampu memberikan dampak ekonomi yang besar kepada provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.
Menurut dia, Aceh masih kurang dalam proses pengolahan karenanya perlu didimbangi diimbangi dengan industri pengolahan yang baik, sehingga tidak hanya bisa mengandalkan komoditi bahan mentah, tapi juga dapat dikirim produksi dalam bentuk produk jadi.