Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto, menginginkan pelaku usaha bisa memanfaatkan peluang ekspor komoditas perikanan di tengah-tengah merebaknya virus corona atau Covid-19 yang dinilai berpotensi mengakibatkan ketidakstabilan global.
“Kondisi Tiongkok yang diterpa dengan kasus virus Covid-19 membuat Tiongkok sulit melakukan ekspor,” kata Yugi Prayanto dalam acara Outlook Perikanan 2020 di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, fenomena tersebut juga bisa menjadi peluang bagi negara-negara lain untuk meningkatkan ekspor dari berbagai produk yang selama ini kerap dilakukan oleh China.
Yugi mengingatkan pentingnya untuk berfokus pada perikanan budidaya, karena diproyeksikan produksi perikanan dunia pada tahun 2025 adalah 196 juta ton. Dari jumlah tersebut, 52 persen adalah produk perikanan budidaya sehingga budidaya diperkirakan sudah akan melampaui produksi perikanan tangkap.
Ia mengemukakan pula sejumlah tantangan yang dihadapi budidaya perikanan Indonesia, antara lain adalah regulasi yang harus sesuai dengan masukan dari seluruh pemangku kepentingan, kepastian status lahan yang tidak tumpang tindih, serta iklim investasi.
“Buat iklim investasi lebih baik dengan melakukan inovasi kepada sektor perbankan untuk ikut mendorong pergerakan ekonomi pembudidaya misalnya dengan memberi keringanan bunga bagi pembudidaya kecil,” katanya.