Industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan paling cepat berkembang di Asia Tenggara. Nilai potensi pasarnya diperkirakan lebih dari USD 100 miliar, dan diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 7,6% dari tahun 2021 hingga 2025. Di Indonesia persaingannya semakin ketat.
Namun, beberapa pemain industri lama, seperti Unilever Indonesia, dinilai masih memiliki potensi besar untuk terus meningkatkan pangsa pasarnya melalui strategi inovasi produk yang tepat. Hal ini disampaikan oleh Nailul Huda, ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios).
“Inovasi produk tentu berpengaruh terhadap pangsa pasar, terutama jika inovasi tersebut selaras dengan permintaan pasar dan preferensi konsumen,” jelas Nailul saat dihubungi. Menurutnya, pengembangan produk yang sesuai tren dan kebutuhan konsumen menjadi faktor penting dalam memperluas atau mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Selain inovasi, Nailul menekankan pentingnya menciptakan portofolio produk yang sesuai dengan daya beli konsumen dari berbagai segmen. Kombinasi ini dapat meningkatkan efisiensi produksi, sehingga perusahaan dapat menawarkan harga yang kompetitif.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah kepercayaan terhadap merek. “Konsumen cenderung memilih brand yang sudah dikenal dan dipercaya,” tambahnya. Inovasi yang sesuai dengan tren, seperti produk yang ramah lingkungan atau memiliki nilai sosial, juga menjadi faktor penting dalam mempertahankan daya tarik produk di mata konsumen.
Namun, Nailul mengingatkan bahwa kemampuan adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen sangat penting untuk menjaga pangsa pasar. Jika perusahaan gagal beradaptasi, mereka berisiko kehilangan konsumen dan mengalami penurunan penjualan. “Investasi dalam inovasi memang mahal, tapi dalam jangka panjang dapat memberikan hasil positif bagi perusahaan,” tutupnya.
.