Jakarta, 7 Oktober 2025 – PT Polytama Propindo (Polytama), salah satu produsen polipropilena terkemuka di Indonesia, kembali menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dengan berhasil meraih Sertifikat Verifikasi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang diterbitkan oleh Balai Besar Standardisasi Kementerian Perindustrian. Pencapaian ini sekaligus menjadikan Polytama sebagai perusahaan petrokimia pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi GRK dalam program perdana pemerintah, menegaskan peran pionir perusahaan dalam mendorong industri yang lebih ramah lingkungan. Sertifikat ini merupakan bentuk pengakuan atas validasi data emisi dari kegiatan operasional Polytama yang telah memenuhi tiga ruang lingkup sesuai standar yang dikalibrasi oleh lembaga independen.
Melalui proses verifikasi yang menyeluruh, Polytama dinyatakan memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hasil ini tidak hanya menunjukkan akurasi perhitungan emisi, tetapi juga transparansi dan keterbukaan perusahaan dalam melaporkan dampak lingkungannya. Langkah ini sekaligus menjadi fondasi penting untuk penyusunan roadmap Net Zero Emission di masa mendatang, sejalan dengan target nasional yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Keberhasilan Polytama memperoleh sertifikasi verifikasi GRK memiliki manfaat yang sangat strategis bagi keberlanjutan perusahaan. Pertama, memperkuat posisi Polytama di Kementerian Perindustrian sebagai perusahaan yang transparan dalam penyampaian informasi emisi, sehingga lebih mudah untuk masuk dalam kategori Industri Hijau. Kedua, sertifikasi ini akan menjadi evidensi penting dalam penyusunan dokumen Hijau PROPER Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2025. Ketiga, sertifikat ini menjadi landasan dalam membangun basis data emisi yang lebih akurat, yang akan digunakan sebagai pijakan dalam menyusun program-program penurunan emisi di masa depan.
Menurut Direktur Polytama, Dwinanto Kurniawan, pencapaian ini bukan sekadar simbol administratif, tetapi merupakan tonggak penting dalam perjalanan perusahaan mewujudkan bisnis yang selaras dengan prinsip keberlanjutan. “Industri petrokimia memiliki peran vital dalam menopang perekonomian nasional. Namun di balik peran tersebut, terdapat tantangan besar untuk menyeimbangkan kegiatan bisnis dengan kelestarian lingkungan. Sertifikat ini memperkuat komitmen Polytama untuk terus melakukan inventarisasi emisi secara konsisten, transparan, dan akuntabel. Ke depan, hasil verifikasi ini akan menjadi fondasi bagi kami dalam menyusun roadmap menuju Net Zero Emission,” jelas Dwinanto.
Lebih lanjut, Dwinanto menegaskan bahwa Polytama telah menempatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) sebagai fondasi utama dalam menjalankan bisnis. Hal ini diwujudkan melalui penerapan sistem manajemen lingkungan yang komprehensif, identifikasi rutin terhadap sumber emisi, serta verifikasi data oleh pihak independen untuk menjaga kredibilitas dan validitas laporan emisi.
Capaian ini sekaligus mempertegas peran Polytama sebagai bagian dari solusi global atas isu perubahan iklim. Dengan menempatkan pengelolaan emisi sebagai prioritas operasional, Polytama mendukung target pemerintah Indonesia dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060. Sertifikat ini juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat upaya penurunan emisi, tidak hanya di lingkup industri petrokimia, tetapi juga pada sektor pendukung lainnya.
Keberhasilan memperoleh sertifikasi verifikasi GRK juga menjadi bukti bahwa Polytama mampu menghadirkan solusi ramah lingkungan tanpa mengorbankan kualitas produk. Polytama percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya menjadi visi sekaligus bagian dari strategi bisnis yang terintegrasi.
Sekretaris Jenderal INAPLAS, Fajar Budiono, menyampaikan apresiasinya atas pencapaian Polytama sebagai satu-satunya industri petrokimia yang berhasil meraih sertifikasi verifikasi emisi gas rumah kaca pada program perdana Kementerian Perindustrian. “Program pemerintah menuju Net Zero Emission 2045 harus didukung oleh seluruh sektor industri, dan Polytama telah menunjukkan langkah konkret dalam mewujudkannya. Pencapaian ini menegaskan bahwa Polytama tidak hanya mematuhi regulasi pemerintah, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dengan memperhatikan emisi yang dihasilkan dari seluruh aktivitas operasionalnya.
Dari sisi keberlanjutan, langkah ini menjadi bukti bahwa industri petrokimia pun mampu tumbuh dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Kami berharap, keberhasilan Polytama dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan lain di sektor serupa untuk ikut berkontribusi dalam pengendalian emisi dan inovasi hijau ke depan,” ujar Fajar.
Dalam praktiknya, Polytama terus berkomitmen untuk mengidentifikasi peluang efisiensi energi, memperluas inovasi teknologi, dan menjalankan program-program yang mendukung pengurangan emisi. Selain itu, perusahaan juga bertekad untuk menjadikan hasil verifikasi ini sebagai acuan dalam menyusun roadmap Net Zero Emission, sekaligus memperkuat reputasi Polytama sebagai perusahaan petrokimia yang inovatif, peduli lingkungan, dan mampu menjawab tantangan global.
Dengan capaian ini, Polytama tidak berhenti hanya pada verifikasi, tetapi terus berupaya menghadirkan terobosan baru yang selaras dengan kepentingan sosial dan lingkungan. Melalui kolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, dan mitra industri, Polytama optimis dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi keberlanjutan industri petrokimia, tetapi juga bagi masyarakat Indramayu dan bumi yang lebih hijau.
