Infobisnis.id – PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) memperkirakan, besaran penurunan laba bersih hingga akhir 2019 sekitar 6-6,5 persen (year-on-year) atau lebih rendah dibandingkan dengan penurunan per September 2019 sebesar 18,63 persen (yoy) menjadi Rp49,37 miliar.
“Kami memperkirakan penurunan laba bersih Perseroan di 2019 sekitar 6-6,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2018,” kata Direktur Keuangan BOLT, Anthony Wijaya di Gedung bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Namun, ungkap Anthony, pada Kuartal III-2019 total penjualan perusahaan manufaktur baut dan komponen otomotif ini mencapai Rp911,57 miliar atau bertumbuh 4,08 persen (yoy). “Di bidang usaha fastener and engineered components, pertumbuhannya didukung oleh peningkatan penjualan domestik sebesar 3,34 persen,” ucapnya.
Sementara itu, lanjut dia, pada bidang usaha steel wire and bar melalui anak usaha, PT Mega Pratama Ferindo, penjualan bertumbuh sebesar 7,92 persen. “Penurunan laba bersih (konsolidasian) sebesar 18,63 persen disebabkan oleh kenaikan harga baja dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah,” ujar Anthony.
Anthony menambahkan, pada Kuartal III-2019 total aset BOLT menurun tipis sebesar 0,26 persen (yoy) menjadi Rp1,28 triliun, sedangkan liabilitas Perseroan menurut sebesar 9,72 persen (yoy) menjadi Rp522,3 miliar.
Menurut Direktur Utama BOLT, Erwin Wijaya, Perseroan merencanakan anggaran belanja modal untuk tahun 2020 sebesar Rp20 miliar untuk pengembangan mesin produksi berbasis teknologi informasi (IT). “Capex tahun depan untuk penambahan beberapa fasilitas yang mendukung produk baru. Kami mendapatkan proyek cukup baik untuk market AS,” katanya.
Lebih lanjut Erwin menambahkan, pada tahun ini Perseroan akan memperbesar pasar ekspor yangbl selama ini menjangkau market AS. “Ekspansi penambahan bisnis ke pasar global yang sudah dilakukan di 2019 akan terus berjalan ke beberapa negara,” ujar Anthony.