Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi membeberkan beberapa dampak atas penurunan harga gas bumi terhadap pengusaha khususnya perusahaan milik negara, PGN.
“Perolehan laba nantinya akan berpengaruh untuk PGN. Selain itu akan berdampak juga pada pembangunan infrastruktur pipa yang tengah berjalan,” kata Fahmy di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, penurunan harga gas bumi menjadi 6 dolar As per MMBTU akan memangkas beberapa biaya operasional di mana margin tersebut akan ditanggung oleh investor.
“Pemangkasan harga jual di sektor hulu akan mengurangj margin investor. Dampaknya, investasi di sektor hulu menjadi tidak kondusif,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama dalam kesempatan berbeda menuturkan PGN memastikan bahwa proyek pembangunan infrastruktur yang sudah direncanakan perusahaan akan tetap berjalan, di tengah ancaman wabah virus Covid-19.
Rencananya, pada tahun ini, PGN menambah jaringan pipa gas untuk rumah tangga sebanyak 316.000 di 49 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia. Rachmat mengungkapkan, proyek infrastruktur gas bumi tahun ini ditargetkan bertambah sepanjang 453 km.
Mayoritas pembangunan infrastruktur tersebut dialokasikan untuk mendukung pertumbuhan industri di daerah melalui pemanfaatan gas bumi.