Ketika membagikan data pribadi di ruang digital apakah Anda pernah mempertanyakan beberapa hal berikut? Apakah aman buat saya? Apakah data saya akan bocor? Apakah data saya disalahgunakan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut seharusnya menjadi pertimbangan seseorang dengan literasi digital agar lebih waspada. Digital safety adalah kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, mengalisis dan meningkatkan tingkat keamanan digital dalam kehidupan sehari2-hari. Tentunya digital safety ini perlu dimiliki siapapun yang berselancar di dunia digital.
Ada data pribadi bersifat umum seperti nama lengkap, jenis kelamin, dan lainnya yang biasa ditemukan di KTP. Ada data spesifik seperti rekam medik, catatan kejahatan, dan lainnya. Data-data tersebut pun bisa dibaca seseorang ketika kita kerap membagikan apapun di ruang publik.
“Karenanya sewajarnya kita hanya membagikan hal baik di ruang digital. Seperti hanya berbagi berita baik atau positif, hormati orang lain bahkan jika berbeda pendapat, verifikasi semua permintaan data pribadi, dan berhati-hati dengan link mencurigakan,” ujar Ismita Saputri, Co-Founder Kaizen Room, Pena Enterprise, Kenali Karsa dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021).
Perlu diketahui untuk cara pengambilan hadiah yang benar, tidak pernah meminta data pribadi. Karena pada saat kita mengikuti sebuah kompetisi sudah mengisi biodata sehingga untuk apa lagi diminta. Maka ketika disebut-sebut menang hadiah sebaiknya waspada.
“Jadi misalkan di chat atau SMS tidak pernah mendaftar lalu tiba-tiba menang, perhatikan link-nya apakah kredibel atau tidak. Atau mereka minta data atau tidak. Jika ada WhatsApp minta OTP (One Time Password) jangan pernah dikasih karena itu bagian dari cara mereka mengambil alih akun kita,” jelas Ismita.
Beberapa cara agar aman dalam berinternet yaitu gunakan password yang sulit dan selalu log out jika akun log in di perangkat lain, aktifkan pengaturan privasi ganda di akun pribadi, jelajahi situs internet yang terpercaya, hapus histori penelusuran online, dan meminimalisir penggunaan free Wi-Fi di publik. Dengan mengikuti saran di atas, kita bisa terhindar dari hal negatif.
Jangan lupa juga untuk menganti password secara berkala, aktifkan autentifikasi dua faktor, dan gunakan password manager.
Agar tidak mudah terpengaruh maka pahami beberapa hal. Seperti tingkatkan kewaspadaan saat bermain di ruang digital, tingkatkan pengetahuan terkait data apa yang perlu dilindungi dan pilah konten, kembangkan cara berpikir kritis dan tidak mudah percaya sebelum melihat bukti, dan budayakan kebiasaan membaca.
“Jika melihat konten negatif adukan, kalau mau tahu hoaks atau tidak cari di patrolisiber.id, cekrekening.id, layanan.kominfo.go.id, turnbackhoax.id juga aduankonten.id. Bermainlah dengan aman, belajar dengan aman dan tetap aman,” tutupnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021) juga menghadirkan pembicara, Aris S Ripandi (IT Consultant & Pengurus RTIK Sukabumi), Steve Pattinama (Konten Kreator), Ira Pelitawati (Relawan TIK dan Penggiat Literasi), dan Afiahandita sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.